Harry Potter - Golden Snitch Kumpulan Cerpen Menarik: Zombie Metromini {Part 2}
Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Sabtu, 13 Juni 2015

Zombie Metromini {Part 2}


Genre : Horror

Sudah dua hari aku merasa ada yang aneh saat naik metromini setiap paginya, hari ini seperti biasanya aku naik metromini pada jam yang sama. Dan selalu seperti itu, hanya ada satu bangku yang kosong dan bangku itu sudah pasti untuk aku duduk karena tidak mungkin aku berdiri untuk sampai tujuan yang lumayan jauh. Tubuhku terasa gemetar, entah apa yang membuatku merasa ketakutan hari ini, bulu kudukku tiba-tiba merinding dengan udara yang begitu dingin, angin menghembus di sekeliling tubuhku. Saat aku memperhatikan sejenak penumpang lain, tidak ada yang aneh, mereka semua tidak terdiam membisu dan mereka semua tidak banyak berbicara. Ada beberapa orang yang tidur, ada seorang perempuan yang sedang mengobrol dengan teman laki-lakinya, ada yang sedang menelepon, ada yang sedang bermain dengan hp nya dan setiap mereka memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Mungkin hari ini telah menjadi normal atau mungkin lebih aneh dari kemarin-kemarin. Tak sengaja saat aku ingin mengambil uang dalam tasku, tanganku tersentuh orang yang ada disampingku. Aku begitu kaget karena aku merasakan tubuhnya begitu dingin seperti es, rasanya aku seperti baru saja memegang es batu di dalam kulkas.

Saat aku mulai berpikir yang macam-macam tentang mereka, tiba-tiba terdengar sebuah bunyi seperti ada benda yang jatuh dan saat aku melihat ternyata itu sebuah bola sebesar bola pimpong, berwarna putih namun ada bulatan hitam dan bola itu seperti sebuah mata dengan urat-uratnya yang terlihat berwarna merah. Aku meyakinkan diriku bahwa aku hanya berhalusinasi, orang itu lalu mengambil bola itu dan dia memasangkannya ke dalam matanya. Aku mulai berkeringat dan berharap ini benar-benar halusinasiku saja. Tiba-tiba terdengar suara kedua orang yang sedang bertengkar karena memperebutkan suatu benda yang ada di tangan mereka, tetapi penumpang yang lain tidak menghiraukan mereka berdua. Saat aku mencoba untuk melihat benda apa yang mereka rebutkan, aku mulai merasa gugup karena benda itu adalah sebuah tangan yang telah lepas dari tubuh salah satu diantara mereka. Mereka tidak terlihat seperti bertengkar melainkan seperti sedang bermain dengan saling menukar-nukar tangan mereka.

Tubuhku semakin tidak dapat bergerak, rasanya semua syarafku tiba-tiba berhenti, sejenak aku menelan ludah untuk menahan ketakutan di dalam diriku. Aku berharap bahwa tidak semua penumpang yang ada di metromini ini sama seperti mereka, aku berharap masih ada manusia yang sama seperti aku sehingga kami bisa saling menolong satu dengan yang lain. Lalu aku mencoba untuk berbicara dengan seorang wanita yang berpenampilan rapi seperti seorang wanita karier dan menanyakan dia akan turun dimana, wanita itu diam beberapa detik dan menjawab dengan nada pelan. Dia berkata tidak akan turun dan tidak akan pernah turun untuk selamanya. Kata-katanya sangat mengejutkanku, aku sudah tahu bahwa dia bukan manusia seperti aku, aku tidak lanjut untuk bertanya kembali. Dan perasaan aku mengatakan bahwa mereka semua benar-benar seperti zombie yang selama ini aku duga, karena tidak mungkin aku selalu naik metromini yang sama pada jam yang sama dengan penumpang yang sama dan hanya ada satu bangku kosong untukku. 

Aku tidak mau mereka menyadari bahwa aku telah mengetahui identitas mereka, aku berusaha untuk tidak terlihat seperti orang yang sangat ketakutan karena melihat hantu. Meskipun stasiun tempat aku turun masih jauh, aku ingin cepat-cepat turun.
Saat aku sudah berdiri di depan pintu untuk segera turun, tiba-tiba mata mereka semua tertuju padaku, wajah mereka yang pucat menatapku dengan sangat dingin dan sepertinya ingin melarangku turun. Sepertinya mereka sadar bahwa aku ingin mencoba melarikan diri karena tidak biasanya aku turun bila tidak sampai di stasiun. Aku tetap berniat untuk turun, tinggal satu langkah lagi aku bisa keluar dari metromini yang misterius ini, tetapi sopir itu tidak menghentikan metromini ini dan sang kenek juga tidak memperdulikanku padahal aku sudah mengetuk atap bus tanda akan turun. Aku mulai tidak berkutik, jantungku semakin bedegup kencang, napasku terengah-engah, saat aku ingin melompat keluar dari metromini ini namun tubuhku terasa kaku dan tak bisa digerakkan tapi aku terus berusaha menggerakkan kakiku agar aku bisa melompat meskipun bus ini sedang berjalan tetapi jalannya tidak mengebut seperti metromini biasanya yang selalu ingin mendahului mobil-mobil lain. 

Tubuhku sudah benar-benar berkeringat, mataku basah karena menahan airmata yang akan terjatuh, aku ingin menangis dan berteriak tetapi semua itu percuma saja. Mereka semua mulai berdiri dari tempat duduknya dengan sekuat tenaga sambil memejamkan mata aku melangkahkan kaki ku dan aku merasa tubuhku terjatuh di atas aspal. Kaki dan tanganku terluka karena tergores aspal tapi setidaknya aku selamat dari zombie-zombie yang ada di metromini tersebut. Aku langsung memberhentikan sebuah taxi dan aku tidak menuju stasiun tetapi ingin pulang ke rumah dan bertemu dengan keluargaku untuk menceritakan semua ini dan aku pasti akan merasa nyaman berada di dekat mereka karena aku tahu mereka bukan zombie.

Setelah hari itu berlalu, aku tidak ke kampus selama seminggu karena badanku masih terasa sakit dan masih trauma akan kejadian itu. Sudah waktunya untuk ke kampus agar aku tidak ketinggalan banyak materi kuliah, sejak kejadian itu aku sudah tidak lagi berangkat sepagi waktu itu, aku berangkat 1 jam lebih lama dari biasanya dan aku sudah tidak lagi mengalami kejadian yang aneh di metromini. Aku pun tidak ingin mencari tahu apa yang menjadi penyebab kematian semua penumpang yang ada di metromini misterius itu, namun banyak orang yang mengatakan bahwa 2 minggu yang lalu ada sebuah metromini yang meledak tanpa tahu sebabnya pada jam 5 lewat di pagi hari dan seisi penumpangnya tewas terpanggang. Mendengar cerita itu aku semakin dihantui pikiran-pikiran tentang kejadian waktu itu. Tapi aku berusaha untuk melupakan kejadian itu dan menjalani hidupku dengan normal.

                                  {Selesai}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar