Genre : Fantasi (Fiksi)
Carrine dengan wujud
virtual sendirian di tempat yang entah apa namanya. dia merasa sedikit takut
ketika kabut tebal mengelilinginya. kemudian Carrine melihat sesosok wanita
yang sekarat. ketika didekatinya, Carrine sadar bahwa wanita itu adalah ibunya
sendiri yang bernama Caroline Franz Hopper yang sering dikenal dengan Caroline
Hopper.
“ibu…” kata Carrine
yang mencoba menyentuhnya. dan seketika ibunya menghilang diiringi hembusan
kabut. Carrine terdiam. dia menyesal karena tak dapat menyentuh bahkan memeluk
ibunya yang sudah lama tak dilihatnya karena ibunya diculik. kemudian Carrine
mendengar sebuah alunan musik piano. ketika ia mencari sambil menoleh ke kanan
dan kiri, akhirnya dia bertemu seorang pria sedang bermain piano.
Carrine mendekati pria
tersebut. betapa terkejutnya dia ketika pria tersebut adalah ayahnya sendiri
yang bernama Mike Schaeffer yang dikenal dengan nama Mack Hopper. akhirnya
Carrine berlari mendekati ayahnya karena dia takut akan kehilangan ayahnya
seperti dia kehilangan ibunya barusan. ketika dia dan ayahnya sangat dekat,
Carrine mencoba menyentuh ayahnya. betapa kagetnya Carrine ketika dia menyadari
bahwa jari-jemarinya sudah menyentuh ayahnya. seketika Carrine memeluk ayahnya.
dia pun juga dapat memeluk ayahnya. air mata mulai berderai dari matanya.
“ayah, aku merindukanmu…” kata Carrine terisak.
Ayahnya hanya diam dan
terus saja memaikan piano seakan-akan Carrine tak ada di dekatnya. Carrine juga
diam dan terus saja memeluk ayahnya sekuat mungkin. tiba-tiba ayahnya
menghilang bagaikan benang-benang yang beterbangan di dalam kegelapan. Carrine
mulai ketakutan ketika dia di dalam sebuah tempat yang gelap gulita. di
kegelapan itu ada sebuah cahaya kecil. Carrine mencoba mendekati cahaya kecil
itu. kemudian dia merasa seolah-olah masuk ke dalam cahaya itu. di dalamnya dia
bertemu Willson, temannya yang mungkin Carrine anggap pacarnya seperti ketika
dia bertemu untuk pertama kalinya di antara dunia virtual dan nyata.
Carrine hanya terdiam.
sebenarnya dia ingin mendekatinya, tapi dengan kejadian ibu dan ayahnya tadi,
dia tak ingin Willson juga menghilang. Willson pun mendekati Carrine yang
terdiam bagaikan patung. dan seketika Willson dikelilingi oleh benda asing dan
menghilang. Carrine terbangun dari tidurnya lalu berteriak
“AAAAAaaaaa!!!!!!!!!!!”. Carrine memegang kepalanya yang terasa sakit karena
mimpi buruk itu. kemudian dia melirik ke arah jam “04.00″ itu yang ditunjukkan
jam pada Carrine.
Keringat bercucuran di
wajah dan tubuhnya sekalipun. Carrine menenangkan dirinya lalu terdengar suara
“tok, tok, tok.” dari balik pintu. “hah, siapa itu?” kata Carrine yang terlihat
sedang mencoba kembali tidur. “ini aku, Willson.” “oh, masuklah Willson…” kata
Carrine. “kenapa kau berteriak Carrine?” “aku melihat ibuku sedang sekarat,
lalu ibuku menghilang. aku juga bertemu ayahku dan kejadiannya sama dengan
ibuku. aku pun bertemu denganmu aku tidak mendekatimu tapi kau mendekatiku,
lalu kau dikelilingi benda asing dan menghilang.” kata Carrine dengan keringat
dingin bercucuran di wajahnya.
“tenanglah. tak usah
dipikirkan. itu hanya mimpi buruk. tak ada yang serius.” kata Willson membelai
rambut pendek Carrine. “tapi mimpi itu seperti pernah terjadi padaku. itu
membuatku takut.” air mata mulai menderai dipipinya. dia pun memeluk Willson.
“tenanglah. mungkin kau mengalami mimpi buruk itu karena kau stress. aku tau
bagaimana caranya untuk menghilangkan stressmu itu. aku ingin mengatakan
sesuatu padamu…” kata Willson menggapai tangan Carrine yang terasa dingin
seperti es yang baru didatangkan langsung dari kutub selatan. “apa itu?” tanya
Carrine penasaran. “aku menyukaimu” kata Willson. “aku juga menyukaimu” kata
Carrine. senyum pun mulai terlihat dari keduanya ketika mereka bertatapan langsung.
mereka berpelukan. beberapa tetes air mata jatuh dari wajah Carrine. tapi air
mata itu bukan air mata kesedihan dan ketakutan melainkan air mata kebahagiaan.
mereka tidur bersama sambil berpelukan satu sama lain. walaupun hanya beberapa
menit, tapi itu adalah menit-menit kebahagiaan.
{selesai}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar