“Laksana mentari yang menyinari bumi ini, cahayanya yang mampu memberikan semangat kehidupanku. Matanya yang selalu membuatku tak sanggup untuk melihat lebih dalam lagi dan senyumannya membuatku terpaku saat aku berdiri di hadapannya, seorang bidadari manis yang membuat hidupku berwarna lagi.” Pikirannya tidak henti-hentinya berkecamuk saat melihat seorang gadis yang sebaya dengannya. Dengan seragam putih abu-abunya dan tas punggung yang selalu ia bawa membuat Ricky menaruh hati padanya.
Ya, mulai saat itu
perasaannya menjadi tak karuan. Dia selalu merasakan berjuta-juta kupu-kupu
yang terbang di dalam perutnya. Dia sendiri tidak tahu mengapa hal itu bisa
terjadi padanya. Semenjak gadis itu selalu berpapasan dengannya, ia akan
berubah bagaikan es yang telah dibekukan. Tidak bisa bergerak hanya matanya
yang tak hentinya melihat ke arah gadis itu. Keceriaannya, selalu membuat
kesejukan di antara teman-temannya. Wajahnya yang sangat manis membuat Ricky
tidak bosannya untuk melihat gadis itu. Pekerjaan yang selama ini membuat ia
lelah, mendadak menjadi semangat saat mengerjakannya. Semua demi menemui gadis
itu, seorang gadis yang mampu membuat hidupnya kembali seperti dulu.
“Kau sudah membersihkan
ini kan?” Kata seorang wanita paruh baya kepadanya. Wanita itu adalah pemilik
tempat cuci motor tempatnya bekerja. Ia mengangguk kepada wanita itu.
“Bagus, setelah ini kau bisa pulang ini upahmu.” Ricky menundukkan kepalanya tanda kalau ia mengucapkan terima kasih kepada wanita itu.
“Ini bukan waktunya untuk bersantai.” Pikirnya.
“Bagus, setelah ini kau bisa pulang ini upahmu.” Ricky menundukkan kepalanya tanda kalau ia mengucapkan terima kasih kepada wanita itu.
“Ini bukan waktunya untuk bersantai.” Pikirnya.
Ia kembali ke pekerjaan
selanjutnya. Hanya dengan cara ini dia bertahan hidup. Kecelakaan yang ia alami
setahun yang lalu telah merenggut kehidupannya. Merenggut mimpinya dan
mengambil cintanya. Semua yang ia miliki sudah tidak ada di dunia ini, yang
tersisa hanya ia seorang dan tubuhnya ini. Andai saja ia waktu itu mati
bersamanya, mungkin Ricky akan terhindar dari penderitaan ini. Tidak seperti
sekarang hanya terbalut dengan ribuan cacian, makian. dan penderitaan.
Matahari masih berada
di atas kepalanya, tangan kanannya membawa beberapa tumpukan Koran. Ini
waktunya Untuk dia berjualan Koran dan mengumpulkan uang lagi. Dengan segala
keterbasan yang ia miliki, ia berjualan Koran itu. Terkadang orang-orang dengan
senang hati untuk membeli Koran darinya. Dan ada pula dengan cueknya
meninggalkan Ricky begitu saja. Hingga akhirnya ia terdiam terpaku, saat
melihat gadis itu. Seorang gadis yang mampu membuatnya tersenyum. Ya, walaupun
itu hanya senyuman sekilas yang tidak diketahui olehnya.
“Berapa Koran ini?” Gadis itu bertanya padanya. Ricky terdiam, entah karena ia
merasa terpaku karena kecantikan gadis itu, atau ia memang tidak bisa
mengeluarkan kata-kata kepada gadis yang ia sukai. Tidak, Ricky mengeluarkan
sebuah buku kecil yang ada di dalam sakunya. Dan mulai menulis. Gadis itu heran
saat melihat tingkah laku Ricky.
“Apakah ia tidak bisa
bicara.” Pikir gadis itu. Gadis itu langsung saja memberikan uang lima ribu
rupiah, harga yang sesuai ia tulis pada kertas itu dan gadis itu tersenyum pada
Ricky. Seakan dunia berubah menjadi berwarna saat senyuman itu untuknya.
Matanya menunjukkan sebuah ketulusan. Seorang gadis yang memiliki hati yang
baik. Dengan sejuta kelembutan yang ada di dalam dirinya. Langit sudah mulai
gelap saat Ricky berhasil menjual semua Koran. Ricky berjalan menelurusi kota
yang semakin ramai dengan gemerlap lampu-lampu jalan. Hingga akhirnya ia tiba
di sebuah gubuk kecil. Di tempat itulah ia tinggal. Menghabiskan waktunya dalam
kesendirian.
Gubuk ini senantiasa
menemaninya. Ibarat saksi dari hidupnya, kegetiran hidup menjadi kunci bagi
gubuk yang sekarang ia tinggali. Di balik itu semua Ricky bisa merasakan kalau
dirinya bisa kembali seperti dulu lagi, asalkan ia memiliki seorang teman yang
bisa menerima keadaan dirinya sekarang ini. Menerima semua kekurangan yang ia
miliki, dan dengan tulus ia berteman dengannya. Tidak perlu banyak, cukup satu
orang saja yang nantinya bisa memahami dirinya. Kesendirian yang selama ini ia
alami membuat ia mengerti kalau hidup ini tidaklah mudah. Terkadang kita harus
mendaki, dan terkadang kita harus jatuh ke lembah yang paling dalam. Tapi, ia
selalu percaya akan ada matahari setelah badai, dan akan ada pelangi setelah
hujan. Jadi hidup ini harus ia jalani sesulit apa pun itu, ia harus bergerak
maju. Sekali pun ia harus merangkak Ricky harus tetap terus maju. Demi
harapannya dan demi impiannya.
{Bersambung...}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar