Harry Potter - Golden Snitch Kumpulan Cerpen Menarik: "Dimana Penyemangat Ku Tuhan?" {Part 1}
Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Selasa, 15 Maret 2016

"Dimana Penyemangat Ku Tuhan?" {Part 1}





“Laksana mentari yang menyinari bumi ini, cahayanya yang mampu memberikan semangat kehidupanku. Matanya yang selalu membuatku tak sanggup untuk melihat lebih dalam lagi dan senyumannya membuatku terpaku saat aku berdiri di hadapannya, seorang bidadari manis yang membuat hidupku berwarna lagi.” Pikirannya tidak henti-hentinya berkecamuk saat melihat seorang gadis yang sebaya dengannya. Dengan seragam putih abu-abunya dan tas punggung yang selalu ia bawa membuat Ricky menaruh hati padanya.

Ya, mulai saat itu perasaannya menjadi tak karuan. Dia selalu merasakan berjuta-juta kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya. Dia sendiri tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi padanya. Semenjak gadis itu selalu berpapasan dengannya, ia akan berubah bagaikan es yang telah dibekukan. Tidak bisa bergerak hanya matanya yang tak hentinya melihat ke arah gadis itu. Keceriaannya, selalu membuat kesejukan di antara teman-temannya. Wajahnya yang sangat manis membuat Ricky tidak bosannya untuk melihat gadis itu. Pekerjaan yang selama ini membuat ia lelah, mendadak menjadi semangat saat mengerjakannya. Semua demi menemui gadis itu, seorang gadis yang mampu membuat hidupnya kembali seperti dulu.

“Kau sudah membersihkan ini kan?” Kata seorang wanita paruh baya kepadanya. Wanita itu adalah pemilik tempat cuci motor tempatnya bekerja. Ia mengangguk kepada wanita itu.
“Bagus, setelah ini kau bisa pulang ini upahmu.” Ricky menundukkan kepalanya tanda kalau ia mengucapkan terima kasih kepada wanita itu.
“Ini bukan waktunya untuk bersantai.” Pikirnya.

Ia kembali ke pekerjaan selanjutnya. Hanya dengan cara ini dia bertahan hidup. Kecelakaan yang ia alami setahun yang lalu telah merenggut kehidupannya. Merenggut mimpinya dan mengambil cintanya. Semua yang ia miliki sudah tidak ada di dunia ini, yang tersisa hanya ia seorang dan tubuhnya ini. Andai saja ia waktu itu mati bersamanya, mungkin Ricky akan terhindar dari penderitaan ini. Tidak seperti sekarang hanya terbalut dengan ribuan cacian, makian. dan penderitaan.

Matahari masih berada di atas kepalanya, tangan kanannya membawa beberapa tumpukan Koran. Ini waktunya Untuk dia berjualan Koran dan mengumpulkan uang lagi. Dengan segala keterbasan yang ia miliki, ia berjualan Koran itu. Terkadang orang-orang dengan senang hati untuk membeli Koran darinya. Dan ada pula dengan cueknya meninggalkan Ricky begitu saja. Hingga akhirnya ia terdiam terpaku, saat melihat gadis itu. Seorang gadis yang mampu membuatnya tersenyum. Ya, walaupun itu hanya senyuman sekilas yang tidak diketahui olehnya.

“Berapa Koran ini?” Gadis itu bertanya padanya. Ricky terdiam, entah karena ia merasa terpaku karena kecantikan gadis itu, atau ia memang tidak bisa mengeluarkan kata-kata kepada gadis yang ia sukai. Tidak, Ricky mengeluarkan sebuah buku kecil yang ada di dalam sakunya. Dan mulai menulis. Gadis itu heran saat melihat tingkah laku Ricky.
“Apakah ia tidak bisa bicara.” Pikir gadis itu. Gadis itu langsung saja memberikan uang lima ribu rupiah, harga yang sesuai ia tulis pada kertas itu dan gadis itu tersenyum pada Ricky. Seakan dunia berubah menjadi berwarna saat senyuman itu untuknya. Matanya menunjukkan sebuah ketulusan. Seorang gadis yang memiliki hati yang baik. Dengan sejuta kelembutan yang ada di dalam dirinya. Langit sudah mulai gelap saat Ricky berhasil menjual semua Koran. Ricky berjalan menelurusi kota yang semakin ramai dengan gemerlap lampu-lampu jalan. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah gubuk kecil. Di tempat itulah ia tinggal. Menghabiskan waktunya dalam kesendirian.

Gubuk ini senantiasa menemaninya. Ibarat saksi dari hidupnya, kegetiran hidup menjadi kunci bagi gubuk yang sekarang ia tinggali. Di balik itu semua Ricky bisa merasakan kalau dirinya bisa kembali seperti dulu lagi, asalkan ia memiliki seorang teman yang bisa menerima keadaan dirinya sekarang ini. Menerima semua kekurangan yang ia miliki, dan dengan tulus ia berteman dengannya. Tidak perlu banyak, cukup satu orang saja yang nantinya bisa memahami dirinya. Kesendirian yang selama ini ia alami membuat ia mengerti kalau hidup ini tidaklah mudah. Terkadang kita harus mendaki, dan terkadang kita harus jatuh ke lembah yang paling dalam. Tapi, ia selalu percaya akan ada matahari setelah badai, dan akan ada pelangi setelah hujan. Jadi hidup ini harus ia jalani sesulit apa pun itu, ia harus bergerak maju. Sekali pun ia harus merangkak Ricky harus tetap terus maju. Demi harapannya dan demi impiannya.

{Bersambung...}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar